Mengenal Etnis Rohingya, Warga Campuran Dianggap Berbeda Etnis, Sering Diperlakukan Tak Manusiawi!

Etnis Rohingya di Mynmar kerap menerima perlakukan keji dari junta militer Mynmar foto : VOA Indonesia --
JAKARTA, RADARPENA.CO.ID - Myanmar atau disebut juga Burma merupakan sebuah negara yang terletak di Asia Tenggara. Tofografis Mynmar disebelah Barat berbatasan dengan India dan Bangladesh.
Sedangkan di sebelah Timur berbatasan dengan Thailand dan Laos. Kemudian disebelah Utara dan Timur Laut berbatasan dengan Tiongkok.
Di Negara ini hidup etnis Rohingya yang nenek moyang mereka berasal dari keturunan campuran Yakni Arab, Moor, Turki, Persia, Mogul dan Pathan). Etnis ini tidak pernah diakui sebagai etnis asli Myamar, dan tinggal menjadi minoritas.
Etnis mereka berbeda, mereka dianggap sebagai imigran ilegal di Mynmar, padahal etnis ini sudah tingggal disana sejak ratusan tahun lalu.
Itulah yang mendasari etnis rohingya kerap mendapat diskriminasi, perlakuan tidak adil penjarahan, pembataian, pembakaran hidup-hidup, pengerusakan tempat ibadah, pemerkosaan dan pembunuhan secara sewenang-wenang dari junta Militer Myanmar sampai kepada akses pendidikan dan kesehatan yang buruk.
BACA JUGA:
- Update Terbaru Perang Israel Palestina Hari ke -34,Warga Evakuasi Diri dan Milisi Hamas Ternama jadi Korban
- Kengerian Sebuah Drone dalam Perang,Unit Tempur Masa Depan
Keadaan semakin diperburuk dengan adanya Undang-udang kewargannegaraan Mynmar tahun 1982 membuat kewarganegaraan etnis ini tidak diakui. Etnis Rohingya umumnya beragama islam, tepatnya yang berada di Provinsi Arakan yang sekarang bernama Rakhine atau Rakhaing.
Sementara mayoritas etnis mynmar berbeda agama dengan etnis rohingya tersebut. Konflik-konflik SARA kerap terjadi terhadap etnis ini sehingga penderitaan demi penderitaan sering dialami etnis Rohingya.
Banyak dari Etnis Rohingya ini, terpaksa meninggalkan wilayah mereka di Arakan, untuk mencari perlindungan dari pembataian Junta Militer disana. Bahkan baru -baru ini, puluhan etnis Rohingya kembali terdampar di wilayah Provinsi Aceh untuk mendapat keadaan hidup yang lebih baik
Jika ditelusuri nenek moyang etnis Rohingya awal mulanya pada abad ke-14 di masa kerajaan Mrauk U yang dipimpin oleh raja Buddhis bernama Narameikhla atau Min Saw Mun.Raja ini pernah diasingkan di Kesultanan Bengal. Kemudian atas bantuan sultan Bengal Nasarudin ia mendapat bantuan hingga mendapat tahta di Arakhan.
BACA JUGA:
- China Tidak Bisa Tinggal Diam Melihat Rakyat Sipil Di Gaza Jadi Korban Perang,Harus Segera Damai!
- Snaptik IG : Perangkat Canggih Unduh Video Instagram Kualitas HD Secara Mudah dan Cepat
Kesultanan Bengal merupakan sebuah kerajaan Islam pada abad pertengahan. Berdiri di Bengal tahun 1342. Wilayah kekuasaannya mencakup wilayah negara Bangladesh, India bagian Timur dan Bagian Barat Mynmar.
Setelah menjadi raja di Arakhan, Narameikhla mengucap syahadat dan masuk islam lalu mengganti nama menjadi Suleiman Syah. Kemudian orang-orang Bengali dia bawa untuk membantu pemerintahannya.
Sumber: